3 Gangguan Kesehatan Akibat Malnutrisi pada Anak

  

Asupan makanan yang sehat, bergizi, dan seimbang sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Sayur-sayuran, buah-buahan, aneka protein nabati dan hewani, aneka karbohidrat, hingga vitamin untuk nafsu makan anak akan diberikan orang tua guna membantu tumbuh kembang si kecil. Sayangnya, selama masa tumbuh kembangnya, tidak sedikit anak yang akan mengalami gerakan tutup mulut atau GMT.

Gerakan tutup mulut sebetulnya sangat wajar terjadi dalam masa tumbuh kembang anak. Akan tetapi, hal ini tidak boleh disepelekan dan dibiarkan terus-menerus. Sebab dalam fase tersebut, anak tidak hanya akan menutup mulutnya rapat-rapat, tapi juga bisa mengeluarkan atau menyemburkan kembali makanan yang sudah masuk ke dalam mulutnya. Akibatnya, anak tidak akan mendapatkan gizi cukup yang dibutuhkan tubuh. Lebih lanjut, anak juga bisa kekurangan gizi dan nutrisi juga alami gangguan kesehatan.

Lantas, apa saja gangguan kesehatan yang bisa terjadi apabila anak mengalami malnutrisi atau kekurangan gizi? Simak informasi yang sudah dirangkum dalam artikel ini.

1. Anemia

Penyakit ini bisa diderita anak apabila ia kekurangan zat besi. Sebagai akibatnya, tubuh anak akan kekurangan produksi sel darah merah atau hemoglobin. Jika sel darah merah sedikit, maka organ dan jaringan tubuh anak tidak akan mendapat oksigen yang cukup. Alhasil, tubuh akan menjadi lemah dan lesu.

Gejala lain yang mungkin timbul karena anemia adalah perasaan lelah berkepanjangan, kurangnya nafsu makan, detak jantung menjadi cepat, kuku rapuh, dan lain-lain. Untuk mencegah anak terkena penyakit ini, berilah ia makanan yang kaya akan zat besi, seperti daging, ikan, tahu, tempe, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran berdaun hijau tua, makanan laut, atau bisa juga dengan menambah asupan suplemen zat besi.

2. Marasmus

Marasmus bisa diidap anak akibat tubuhnya kekurangan asupan kalori, karbohidrat, dan protein yang berkepanjangan dan sangat parah. Kondisi penyakit ini biasanya membuat tubuh penderitanya lebih kurus dan tulangnya lebih menonjol. Tak sampai di situ, orang dengan marasmus juga bisa mengalami penurunan berat badan, pengecilan otot, hingga perubahan tekstur kulit menjadi kering, bersisik, atau longgar.

Marasmus umumnya banyak ditemukan pada anak-anak atau bayi di bawah umur satu tahun, juga orang dewasa, dan berisiko tinggi menyebabkan kematian. Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga asupan makanan yang sehat, bergizi, dan seimbang.

3. Beri-beri

Penyakit ini dapat terjadi pada anak ketika tubuhnya kekurangan vitamin B1. Vitamin ini berperan penting dalam mengatur kinerja dan fungsi sistem saraf dan otot, menjaga fungsi saluran pencernaan, dan membantu dalam proses metabolisme karbohidrat menjadi energi. Beri-beri dapat menyerang sistem saraf dan bisa memicu berbagai penyakit komplikasi.

Untuk mencegah anak terjangkit penyakit ini, Anda bisa memberinya asupan makanan yang kaya vitamin B1, seperti susu, biji-bijian, gandum, daging sapi, jeruk, kacang-kacangan, dan sereal dari biji-bijian.

Bila Anda menemukan gejala gangguan kesehatan tersebut pada anak Anda, maka sebaiknya segeralah membawanya ke dokter anak untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut dan perawatan yang terbaik.

4. Hipokalemia

Hipokalemia merupakan penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan kalium. Kalium sendiri adalah salah satu mineral yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melakukan banyak hal, seperti mengendalikan fungsi sel saraf dan otot juga menjaga keseimbangan cairan tubuh. Jika si kecil kekurangan asupan kalium, gejala yang akan timbul adalah hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, lemahnya tubuh, berdebarnya jantung, dan keram otot. Maka dari itu, berilah anak asupan makanan yang megandung cukup kalium.

Itulah dia beberapa gangguan kesehatan akibat malnutrisi pada anak. Semoga informasi di atas berguna dan Anda bisa memenuhi gizi si kecil, ya.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "3 Gangguan Kesehatan Akibat Malnutrisi pada Anak"

Posting Komentar